Senin, 28 Desember 2009

jamesbond indonesia

James Bond Indonesia -- "Intel; Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia"

Summary by:McDeeck
DUNIA intelijen dalam film seolah aksi yang tiada henti sepanjang alur cerita. Salah
satu film yang menampilkan sosok intel adalah serial ”James Bond” yang memiliki
kode rahasia 007. Sementara di dunia nyata, sepak terjang intel bisa saja ada kemiripan
dengan lakon film, bisa juga ada sisi-sisi lain yang berbeda.
Perjalanan sejarah dunia intelijen di Indonesia yang juga kutipan sejumlah operasi yang
pernah dilakukan lembaga intelijen di tanah air, setidaknya dapat diketahui dari buku
karya Ken Conboy yang berjudul ”Intel; Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia”.
Buku karya konsultan keamanan di Jakarta ini membukakan mata bahwa ketika ada satu
kepentingan yang sama, Amerika Serikat tidak tanggung-tanggung memberikan bantuan dana,
peralatan militer, hingga pelatihan bidang spionase. Namun ketika kepentingan itu hilang,
negara yang semula didukung bisa berbalik 180 derajat menjadi seteru. Terkadang,
pihak-pihak yang melakukan pemberontakan terhadap suatu negara mendapat pelatihan pula
dari AS (hal. 15, dan penjelasan hal. 19).
Hal itu mengingatkan pada kasus Iran-Contra pada tahun 1980-an, ketika negara adikuasa
”bermain-main” secara diam-diam dengan pihak yang menjadi lawan suatu
pemerintahan/negara. Kasus Iran-Contra berupa penjualan senjata secara ilegal kepada
negara Iran. Nah, uang yang diperoleh dari penjualan senjata itu digunakan untuk mendanai
kelompok pemberontak Contra di negara Nikaragua.
Saat perang dingin, musuh besar negara adidaya AS dan sekutunya adalah paham komunis.
Tak heran jika AS memberikan berbagai perhatian lebih terhadap maraknya gerakan komunis di
kawasan Asia, termasuk ketika berperang di Vietnam.
Indonesia yang juga menghadapi persoalan dengan komunis melalui PKI, menjadi
”sahabat dekat” AS pada kurun waktu tersebut. Sejumlah personel dikirim
mengikuti pelatihan intelijen di Pulau Saipan, yaitu pulau yang berada di kawasan Pasifik
dan di bawah wilayah AS. Akan tetapi, AS juga bermain mata dengan melatih sejumlah
pemberontak di Sumatra dan Sulawesi di Pulau Saipan. Akibat digunakan CIA untuk pelatihan,
Pulau Saipan tertutup dari dunia luar antara tahun 1953-1962.
Dalam menghadapi komunis, intel Indonesia mendapat pelatihan khusus menangkap mata-mata
(spy catcher) dan juga memata-matai mata-mata asing. Yang menjadi sasaran biasanya
para diplomat atau staf kedutaan dari negara-negara yang berhaluan komunis, semacam Uni
Soviet, Korea Utara, dan Vietnam.
Terkadang ada hal yang menggelikan saat melakukan penyadapan, semisal alat sadap harus
segera diambil karena ternyata dipasang pada mebel yang akan diganti. Atau, ada juga yang
tersadap justru pembicaraan dan hubungan intim target dengan pelacur.
Ada juga keisengan petugas intel yang mengerjai seorang warga asing saat berada di
Bali. Ternyata keisengan petugas intel juga dilakukan intel Jepang yang mengacak-acak
bawaan target tersebut selama dua jam, sehingga target dibuat kapok atau jera untuk datang
kembali ke Jepang.
**
SEIRING dengan memudarnya komunisme dan runtuhnya sejumlah negara komunis, perhatian AS
mulai surut dan beralih ke isu lain. Kondisi itu turut mengakhiri bulan madu aparat
intelijen Indonesia dengan mentornya pada tahun 1997. Bahkan, pada era pemerintahan B.J.
Habibie, Pimpinan Bakin (Badan Koordinasi Intelijen Negara) saat itu, Z.A. Maulani
mengganti seluruh peralatan bantuan AS dengan peralatan dari Inggris.
Tak heran jika isu yang diusung bukan lagi membendung komunis,melainkan demokratisasi
dan HAM. Itu pula yang terjadi jika dulu militer Indonesia dengan mudah memiliki peralatan
dari AS dan sekutunya, kini peralatan militer itu mulai tak berguna menyusul embargo
sukucadang dan beberapa pesawat yang sedang dirawat tidak bisa diambil kembali.
Dengan isu perang melawan terorisme, kini mitra AS beralih dari militer kepada jajaran
kepolisian. Jika kelak isu terorisme sudah tak terpakai, akankah bulan madu AS dengan
kepolisian berakhir pula?
Yang agak mengganggu dari buku ini adalah terjemahan yang kadang agak kaku, sehingga
perlu sedikit waktu untuk ”mengunyahnya”. Akan tetapi, setidaknya bisa diketahui
latar belakang sejumlah peristiwa semacam Malapetaka 15 Januari (Malari) 1974 yang
ditengarai berlatar belakang persaingan (rivalitas) antara Kepala Kopkamtib Letjen Ali
Murtopo dan Waka Kopkamtib Jenderal Soemitro.
Selain itu, disinggung pula mengenai peristiwa G30S/PKI dengan kehebohan dokumen
Gilchrist, penjualan peta rahasia militer kepada agen Soviet pada tahun 1982, dan
pembajakan pesawat Garuda Woyla tahun 1981. Ada pula lintasan sejarah keberadaan Bakin
(kini BIN/Badan Intelijen Negara), termasuk kisah masing-masing Kepala Bakin, BIN.
Namun, setidaknya buku ini membuka apa yang pernah dilakukan aparat intelijen
Indonesia, termasuk sisi-sisi lain yang terkadang menggelikan saat melakukan pengintaian
terhadap agen intelijen asing.
James Bond Indonesia -- "Intel; Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia" Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/1699920-james-bond-indonesia-intel-menguak/

Minggu, 13 September 2009

skema pengusir tikus


Binatang yang satu ini memang sangat binal dan menyebalkan. "Aksi mesum" nya bisa macam-macam mulai dari buang kotoran di mana-mana, mengobrak-abrik lemari pakaian dan gudang, menyebarkan penyakit (pes), dan sebagainya. Pokoknya selalu bikin onar! Nggak usah bingung ato sewot. Salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan pengusir tikus elektronik. Selain ramah lingkungan, alat ini juga bisa digunakan sebagai penyaluran hobby dan belajar elektronika.

Komponen elektronika yang dibutuhan untuk membangun rangkaian pengusir tikus elektronik tidak banyak, cukup murah dan mudah didapatkan di toko-toko elektronik. Skema rangkaian elektroniknya bisa dilihat langsung pada gambar di atas. Rangkaian bisa dibangun pada sebuah PCB dot matrix atau bikin layout dulu dengan munggunakan PCB polos. Dalam beberapa hari setelah pemasangan alat ini (secara terus menerus) akan terlihat hasilnya. Para tikus dan kerabatnya pasti akan enyah entah kemana dan rumahpun terbebas dari binatang paling menyebalkan.

Secara sederhana rangkaian pengusir tikus adalah sebuah oscilator yang mengeluarkan gelombang ultrasonic pada kisaran frekuensi 20 - 40 KHz. Gelombang ultrasonic yang dihasilkannya tidak akan terdengar di telinga kita tapi akan sangat mengganggu sekali bagi telinga tikus. Base Frequency lalu dimodulir dengan signal 50 Hz yang didapat dari frekuensi tegangan jala-jala PLN melalui kapasitor C4 (untuk menghindari tikus menjadi kebal terhadap alat ini) sehingga akan dihasilkan ayunan frekuensi antara 20 - 40 KHz secara periodik. Efek yang dialami tikus akan terasa sangat dasyat, seolah-olah seperti kita berada pada sebuah konser music amburadul dengan irama yang acak-acakan dan tidak bisa dinikmati sama sekali, plus sa'at itu kita lagi sakit gigi!! Bisa dibayangkan? Yup, music trust-metal mungkin masih jauh lebih indah dibanding suara alat ini (menurut telinga tikus sih, kalo di telinga manusia tidak akan terdengar sama sekali). Kira-kira seperti itu, persisnya ya nggak tau karena saya belum belum pernah merasakan jadi tikus, ha-ha-ha!

Jantung rangkaian pengusir tikus elektronik adalah sebuah IC tipe 555 yang sudah sangat populer, murah dan serba guna. bentuk IC NE555Daftar lengkap komponen elektronika yang diperlukan berikut ini.
R1 ... 1K
R2,R3 ... 15K
C1 ... 1nF
C2 ... 1uF/16V
C3 ... 10nF
C4 ... 220nF
C5 ... 1000uF/16V
D1..D4 ... 1N 4001
IC1 ... 555
Tr1 ... Trafo 6V/200mA
TD1 ... speaker tweeter bentuk corong
F1 ... Fuse/sekring 50 mA

Gunakan loudspeaker dari piezo electric atau speaker tweeter bentuk corong agar frekuensi ultrasonic-nya lebih nendang dan efektif. Pengusir tikus elektronik ini efektif untuk ruangan seluas maksimal 200 m2 asal penempatannya tepat. Bisa diletakkan misalnya di pojok atas ruangan agar frekuensi noise-nya bisa menyebar ke seluruh ruangan tanpa halangan. Nyalakan secara terus menerus untuk menjaga agar tikus tidak datang lagi, tidak usah khawatir dengan konsumsi listriknya karena daya listrik yang dibutuhkan cukup rendah, masih lebih besar lampu bohlam 5 watt/220 volt. Pengaturan frekuensi dsb. tidak diperlukan.
Setelah selesai merakit, ingat cek sekali lagi dan pastikan semua komponen dan sambungan elektroniknya terpasang dengan benar tanpa salah sedikitpun sebelum mengoperasikannya pertama kali. Untuk ngecek keluarannya bisa dengan mengganti kapasitor C1 dengan nilai yang lebih besar misalnya 10nF, maka suara yang dikeluarkan akan masuk pada daerah ambang pendengaran manusia, setelah itu kembalikan lagi kapasitor seperti semula yaitu 1nF. Jika telah selesai semua, rangkaian bisa ditaruh pada sebuah box ABS

Selasa, 08 September 2009

Mau cari almunium tempat di sini

Kalau anda mencari alumunium dengan harga murah dan kualitas barang yang sangat ok anda langsung aja buka link ini www.alumas.co.id

Senin, 31 Agustus 2009

mau tau data diri iwan falls

N a m a a s l i Virgiawan Listianto
N a m a p o p u l e r Iwan Fals
T e m p a t / t g l. l a h i r Jakarta, 3 September 1961
A l a m a t Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Bogor
Jawa Barat
O r a n g t u a Lies (ibu), Haryoso (ayah)
P e n d i d i k a n SMP 5 Bandung, SMAK BPK Bandung, STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP), Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
I s t e r i Yosana

A n a k Galang Rambu Anarki (almarhum) dan Annisa Cikal Rambu Basae.
Sebelum berpulang ke pangkuan Illahi (April 1997), Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia usung berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Barangkali karena ia ingin independen dalam berkarya dan tak ingin dibayang-bayangi nama besar ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album, yakni Jangan Kau Pergi.
Sepeninggal Galang, Iwan Fals mengaku makin mencintai keluarganya dan makin memperhatikan anak bungsunya, Cikal.

H o b i Selain bermain musik, Iwan Fals sangat senang dunia olah raga khususnya sepakbola. Bahkan, untuk menyalurkan hobinya yang satu ini, ia tergabung dalam GO FC, sebuah kesebelasan sepakbola di bawah naungan Media Olahraga Gema Olahraga (GO). Di media tersebut, ia sempat menulis komentar sepakbola sewaktu Piala Eropa.
Di samping sepakbola, olahraga lain yang juga disenanginya adalah olahraga beladiri karate. Bahkan, dalam olahraga ini Iwan Fals sempat meraih juara nasional.

4 itu Sehat 5 itu sempurna

Di suatu SD terjadi percakapan antara 2 orang murid tentang nilai ulangan mereka

Murid 1 : "Bro, gimana nilai ulanganmu ?"

Murid 2 : "Nilaiku lebih bagus darimu donk"

Murid 1 : "Ah masa, coba aku lihat"

Murid 2 : "Ini kalau nggak percaya, lihat aja sendiri"

Murid 1 : "Weks, nilai kayak gini, apanya yang bagus ?

Murid 2 : "Loh, ini bagus tau"

Murid 1 : "Nilaimu banyak yang merah, kebanyakan nilai 4 sama 5, apanya yang bagus ?"

Murid 2 : "Jelas bagus donk, kan kata pepatah "4 itu sehat & 5 itu sempurna"

Murid 1 : "Huh?" Doh